Blogger VS Puber
7:31 AM
“Writer is not a job for lazy people.
Absolutely Not.”
Windy
Ariestanty
Begitulah kira-kira isi timeline Twitter seharian ini. Saya baru tahu kalau 27
Oktober itu adalah Hari Blogger Nasional. Kemana aja, Sis?
Iseng-iseng nyoba cek blog. Ternyata,
tanggal empat bulan depan, blog ini genap lima tahun. Wow! Lumayan lama juga kan,
ya.
Lima tahun isinya cuma dua belas
postingan. Iya, 12! Ya, Allah apa
itu!
Jangankan seminggu sekali atau sebulan sekali. Setahun sekali ngepost kayaknya udah bersyukur banget.
Jangankan seminggu sekali atau sebulan sekali. Setahun sekali ngepost kayaknya udah bersyukur banget.
Karena itu saya tidak pernah
menyebut diri saya seorang Blogger.
Eh tapi, blogger itu apa sih? Orang yang punya blog otomatis disebut blogger apa gimana?
Eh tapi, blogger itu apa sih? Orang yang punya blog otomatis disebut blogger apa gimana?
Atau yang boleh disebut Blogger
itu hanya orang yang punya blog, rajin nulis dan ikut komunitas?
Terus yang punya blog tapi jarang nulis disebut apa? Puber? Pura-pura Blogger.
Terus yang punya blog tapi jarang nulis disebut apa? Puber? Pura-pura Blogger.
Yang saya tahu, kadang-kadang saya
suka nulis. Blog ini sebagai medianya. Dan iya, saya pemalas.
Pemalas tidak cocok menjadi
penulis.
Tapi saya salut deh sama Blogger
di luaran sana, yang konsisten nulis dan kontennya juga bagus. Sepenuh hati dan
niat ngurusin blognya.
Karena menjadi Blogger sekarang menjadi sebuah pekerjaan yang menggiurkan. Itu butuh waktu dan konsistensi buat berada di sana.
Karena menjadi Blogger sekarang menjadi sebuah pekerjaan yang menggiurkan. Itu butuh waktu dan konsistensi buat berada di sana.
Saya nggak seniat itu. Ganti
domain juga karena mau ikut lomba sebulan yang lalu. Yah, walau nggak ada
isinya, yang penting gaya ajalah dulu.
Belum lagi masalah gaptek. Boro-boro
ngurusin SEO atau apalah. Mau ganti template aja ribet banget.
Dan katanya supaya blog kita ramai
dikunjungi. Kita juga harus rajin mengunjungi atau istilah blogwalking dan
ninggalin komentar.
Saya rutin baca blog yang menurut
saya bagus. Membaca artikel tentang untuk meninggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi. Akhirnya, saya
mencoba untuk berhenti jadi silent reader.
Tapi ujungnya malah kebanyakan
basa-basi ninggalin komentar. Malah kayak nggak niat ngomentarin, cuma karena
maunya balik dikomentarin. Bukan karena tulus mau ngasi komentar.
Akhirnya saya berhenti ngelakuin
itu. Nggak saya bangetlah. Saya komentar
kalau emang mau dan tulisannya bagus versi saya dan patut diapresiasi, bukan karena terpaksa.
Lebih baik jadi Blogger pura-pura
komentar atau pura-pura Blogger (Puber) tulus komentar?
Aduh, jangan dibikin ribetlah.
Terserah semua maunya apa. Nggak perlu saling menghakimi.
Mau rajin ngeblog nggak rajin ngeblog. Mau rajin komentar mau nggak. Mau Wordpress atau Blogspot. Bebas.
Mau rajin ngeblog nggak rajin ngeblog. Mau rajin komentar mau nggak. Mau Wordpress atau Blogspot. Bebas.
Walaupun berbeda-beda tujuan tapi
menulis jua.
Intinya apapun itu, semua hanya
ingin menulis dan berbagi.
Dan semoga kemalasan saya
berkurang. Sebenarnya banyak cerita yang ingin ditulis. Bahkan cerita Bangkok
yang gantung ini tak pernah dilanjutkan. Atau beberapa bulan lalu ke Bromo bisa
jadi cerita sendiri. Dan cerita lainnya yang tak pernah ditulis.
Saya sadar menulis bukan perkara
gambang dan bukan untuk pemalas.
Akhirnya, setelah lima tahun dan
baru tahu hari ini hari apa. Ijinkan saya mengucapkan Selamat Hari Blogger
Nasional buat semuanya.
Jangan berhenti menulis dan berbagi.
Jangan berhenti menulis dan berbagi.
0 komentar